Engeline Simbol dan Ikon Anti Kekerasan terhadap Anak di Indonesia.
Lintangpena.com Jakarta – 10/06/23 Delapan tahun silam lalu persisnya 19 April 2016 Engelina (8) putri cantik murid SD di Denpasar, Bali dikabarkan hilang, lalu 22 April 2023 ibu angkat Engeline melaporkannya kepada Polsek Denpasar Timur.
Berangkat dari laporan anak hilang itulah dimulainya penyidikan dan penyelidikan oleh Polisi.
Dengan kerja keras banyak pihak, Polisi Kapolda Bali aktivis peduli anak, pemerintah, Komisi Nasional Perlindungan Anak dan stake holder perlindungan Anak dan berbagai organisasi sosial peduli anak di dalam dan diluar dan didalam negeri 10 Juni 2015 akhirnya menemukan Engelina putri kandung pasangan suami istri warga Banyuwangi Jawa Timur meregang nyawa dengan paksa, yang sebelumnya putri dan kreatif eksploitasi, diperkerjakan secara pak mengurus ayam, anjing dan kesayangan ibu angkatnya, dipukul, mati dan dikuburkan disamping kandang ayam di depan rumah ibu angkatnya.
Arist Merdeka Sirait memberi keterangan pers.
Kabar ditemukan jenazah Engeline mati dan dikuburkan secara keji dekat kandang ayam dibantu oleh Asisten Rumah Tangga membuat geger dan heboh bagi masyarakat Bali, Indonesia bahkan masyarakat dunia international..
Berjalannya penyelidikan dan penyidikan oleh polisi, selama hampir setahun setelah ditemukan jenazah Engeline oleh Polisi dan atas bantuan banyak pihak termasuk Komnas Perlindungan Anak, organisasi sosial peduli anak, organisasi kekuatan sosial kepemudaan di Bali, dan media masa dan para pihak peduli anak akhirnya 10 Juni 2015 menemukan pelaku utamanya adalah ibu angkatnya Margaret..
Atas perkara ini , oleh pengadilan Negeri Bali menghukum Ibu Angkat Engeline dengan bukan 20 tahun psfa pengadilan tingkat pertama di Denpasar Bali kemudian pada tingkat kasasi di MA justru dihukum dengan hukuman seumur hidup sementara ART Margaret Agus warga NTT melalui pembelaan Pengacara Kondang Hotman Paris Hutapea di hukum 10 tahun penjara yang semula dihukum 20 tahun penjara.
Nah, sekarang tragedi kematian Engeline sudah 8 tahun berlalu, mengingatkan kita agar terus bergerak menjadikan tragedi kematian Engeline sebagai ikon Aksi memutuskan kekerasan terhadap anak di Indonesia.
Lilin Solidaritas untuk kematian Engeline di Bali.
Agar pengorbanan dan kematian Engeline tidak menjadi sia-sia, dihari peringatan ditemukannya jenazahnya 10 Juni 2015, Komnas Perlindungan Anak mengajak bangsa Indonesia menundukkan kepala untuk beberapa detik..dan meminta semua pihak khususnya aktivis dan peduli anak untuk menyalakan sebanyak 1000 lilin dimalam hari di tempatnya masing’-masing dan ditempat-tempat persembahyangan Pure di Bali diikuti meniup peluit sebagai tanda aksi memutus maya rantai kekerasan terhadap anak di Indonesia, demikian ajak Arist Merdeka Sirait Ketua Umum Komnas Perlindungan dalam keterangan persnya hari ini di Jakarta, Sabtu 10 Juni 2023.
Agus Purnomo
Editor : Asep NS