Lintangpena.com Majalengka, Jawa Barat Selasa 4 Februari 2025 – Geger! Sebanyak 600 mantri di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, mengaku menyetor uang sebesar Rp 300.000 per bulan kepada seorang koordinator yang bernama Yoga. Uang tersebut diduga sebagai imbalan agar mereka dapat menjalankan praktik layanan kesehatan tanpa izin resmi. Pengakuan ini disampaikan oleh N, seorang mantri yang membuka praktik di wilayah Palasah, kepada tim investigasi.
N menjelaskan bahwa kesulitan mengurus Surat Izin Praktik Perawat (SIPP) mendorong dirinya dan 599 mantri lainnya untuk memilih jalur tersebut. N mengaku tidak mengetahui bagaimana uang setoran tersebut digunakan, hanya mengetahui bahwa uang tersebut dipotong langsung dari gajinya.
Tim investigasi kemudian berupaya mengkonfirmasi informasi ini kepada Yoga. Pria yang terkonfirmasi bernama Yoga Yaperni, yang disebut-sebut berdomisili di RSUD Majalengka, memberikan tanggapan yang cenderung menghindar. Dalam percakapan tersebut, Yoga menyatakan, “Alhamdulillah tadi juga barusan Pak Bisri silaturahmi. Insyaallah akang juga silaturahmi. Beritanya ga seperti itu kang. Mungkin yang ada di Majalengka saya ga tau itu mah. Di luar saya kang. Udah sama Pak Bisri.”
Saat tim investigasi menyatakan tidak mengenal sosok “Pak Bisri,” Yoga kemudian menyebut, “Itu kan sama Pak Nastika ya, Insyaallah kang.” Tanggapan tersebut semakin menimbulkan pertanyaan dan keraguan atas penjelasan Yoga.
Praktik layanan kesehatan ilegal yang melibatkan ratusan mantri ini menimbulkan kekhawatiran serius terhadap kualitas pelayanan kesehatan dan keselamatan pasien. Keberadaan praktik tanpa izin juga menunjukkan adanya kelemahan pengawasan dari dinas terkait. Pihak berwenang, termasuk kepolisian dan dinas kesehatan, didesak untuk segera menyelidiki kasus ini secara tuntas. Tindakan tegas perlu diambil untuk menghentikan praktik ilegal tersebut dan menindak para pihak yang terlibat, termasuk dugaan keterlibatan Yoga Yaperni. Kejelasan terkait peran “Pak Bisri” dan “Pak Nastika” juga perlu diusut untuk mengungkap jaringan di balik praktik ini.
Team liputan
Editor: Asep NS







