Ibu di Batam Rantai Leher Anaknya Sendiri karena Kesal Handphone Disembunyikan

Lintangpena.com Batam, Kepulauan Riau – Sebuah kasus kekerasan terhadap anak terjadi di Batam, Kepulauan Riau, menghebohkan warga. Seorang ibu berinisial JU (37) tega merantai leher anaknya sendiri, AS (13 tahun), karena kesal handphone-nya disembunyikan.Kamis (14/11/2024)

Peristiwa ini terungkap setelah korban berlari ke rumah tetangga dengan kondisi mengenaskan. Wajahnya lebam-lebam dan terdapat rantai di lehernya. Kepolisian Sektor (Polsek) Bengkong langsung mengamankan JU dan melakukan penyelidikan.

Bacaan Lainnya

Motif Kejahatan:

JU mengaku kehilangan handphone saat bangun tidur dan menduga anaknya mencurinya. Setelah mencari, dia menemukan handphone tersebut disembunyikan oleh AS. Kejadian ini memicu amarah JU dan membuatnya bertindak brutal.

Luka-Luka yang Diderita Korban:

Korban mengalami luka yang cukup serius akibat kekerasan yang dilakukan ibunya. Luka-luka tersebut meliputi:

– Luka bocor di kepala sebelah kiri
– Luka lecet di pelipis sebelah kanan
– Luka lebam di mata sebelah kiri
– Luka lecet di tangan sebelah kanan
– Luka lecet di bagian leher
– Rasa sakit di jari tangan sebelah kanan dan kiri

Alasan Korban Menyembunyikan Handphone:

AS mengaku menyembunyikan handphone ibunya karena takut. Sebelumnya, dia dimarahi karena lupa hafalan ayat pendek. Saat ibunya tertidur, AS mengambil handphone tersebut untuk melihat YouTube dan mengulang hafalan. Namun, ketika ibunya bangun, dia ketakutan dan menyembunyikan handphone tersebut.

Penegakan Hukum:

JU dijerat dengan Undang-undang Perlindungan Anak dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara. Polisi juga mengamankan sejumlah barang bukti, termasuk rantai besi sepanjang 3 meter beserta gembok, tali rafia merah yang digunakan untuk mengikat korban, dan handphone milik JU.

Dampak Psikologis:

Kasus ini menjadi sorotan karena menggambarkan betapa rentannya anak-anak terhadap kekerasan, bahkan dari orang tua sendiri. Kekerasan fisik dan psikis yang dialami AS berpotensi menimbulkan trauma jangka panjang.

Pentingnya Peran Orang Tua:

Kasus ini menjadi pengingat bagi para orang tua untuk selalu menerapkan pola asuh yang positif dan tidak menggunakan kekerasan sebagai metode mendidik.

Pencegahan Kekerasan Terhadap Anak:

Pentingnya peran masyarakat untuk meningkatkan kesadaran akan bahaya kekerasan terhadap anak dan melaporkan setiap kasus yang terjadi.

Kasus JU yang merantai leher anaknya sendiri karena kesal handphone disembunyikan merupakan contoh nyata dari kekerasan terhadap anak. Peristiwa ini menjadi alarm bagi masyarakat untuk lebih peduli dan melindungi anak-anak dari segala bentuk kekerasan.

Pentingnya Peran Semua Pihak:

Peran aktif semua pihak, termasuk keluarga, masyarakat, dan pemerintah, sangat penting untuk mencegah dan mengatasi kekerasan terhadap anak.

Sumber: Bakara

Editor: Asep NS 

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *